Skip to main content

PENGEN KEREN KOK SUSAH BANGET


Gara-gara lihat Bang Sandi Uno kelihatan keren banget nenteng infused water, aku jadi pingin niru. Siapa tempe bisa ketularan kerennya.

Akhirnya aku bilang ke istri untuk dibuatin dan rencananya dibawa ke sekolah buat pamer kekerenan.

Dan taraaaa!!! Akhirnya dibuatin infused water ini. Pake botol minumnya Ayas, hadiah dari timbang badan di posyandu. Dan kalo kena guncangan dikit langsung tumpah-tumpah gitu airnya. Makanya dikasih kresek juga sama istri.

Mana miripnya sama Bang Sandiiii?

Belum lagi waktu di sekolah, anak-anak tanya,

"Ustadz bawa apa itu kayak ada daun kering di dalem botol?"

Jiah daun kering katanya.

"Ini buah, Mbak."

"Buahnya kok kayak sudah busuk gitu, Tadz?"

Tadi daun kering sekarang buah busuk.

"Ini namanya air infus, Mbak." Aku menjelaskan.

Mereka manggut-manggut, "Oh, berarti minuman itu bisa bikin ngantuk ya, Tadz?"

Gemes. Pingin rasanya aku bilang, "Kalian pikir ini air infus buat opname? Allahu Akbaaar."

Plis, Ya Allah. Pingin keren aja susah banget.

Comments

Popular posts from this blog

TENTANG CINTA TENTANG KELUARGA

Untuk membaca buku "TENTANG CINTA TENTANG KELUARGA" di Google Play Book,  silakan klik saja DI SINI Alhamdulillah sudah cetak. Buku Tentang Cinta Tentang Keluarga edisi revisi. InsyaAllah lebih bagus dan manis, sesuai covernya. :) Buku ini ... Mungkin bisa dikatakan sisi lain dari diriku. Sebenarnya aku ini melankolis orangnya. Dulu pernah aku diajari Bapak matematika. Karena sulit banget nangkap pelajaran, Bapak ngamuk. Tanganku gemeteran, terus aku nangis. Itu bukti aku melankolis. #gak_usah_protes. Duh, pinginnya buat testimoni sedih kok malah gini. Kebiasaan. Intinya, aku menulis buku ini karena tertantang untuk keluar dari zona nyaman: nulis humor. Dan coba menulis yang bisa menyentuh hati. Dari sini lah aku berusaha menangkap ide dari manapun. Aku lihat teman yang punya anak kembar, namun salah satunya dititipkan ke eyang di desa karena keterbatasan ekonomi, aku tulis jadi cerpen. Aku lihat murid kena bullying, jadi karya. Mendengar kisah sahab...

NGAYAL

"Ada pesenan buku lagi, Bang?" Sambil nyuapin si kecil makan, istri bertanya padaku. Aku mengangguk sembari tetap membungkus buku pakai kertas kado. "Kirim ke mana?" "Ke Merauke." "Papua?" "Iya, bener." Aku mengangguk lagi. "Wah, berarti buku Abang ini udah dipesan dari Sabang sampai Merauke, ya?" Istri tersenyum. "Hehe... Alhamdulillah. Udah, nih. Tinggal kirim." Aku menimang-nimang paketan berisi delapan judul buku. Lalu, tiba-tiba aku nyeletuk, "Kalau berada di zaman Daulah Umayyah dan Abbasiyah, mungkin kita bisa kaya, Neng." "Kok bisa?" Kening istri berkerut. "Soalnya masa itu adalah masa dimana negara sangat menghargai penulis. Tiap buku akan ditimbang, dicek beratnya, lalu negara akan menukarnya pakai emas seberat buku itu. Makin berat buku, makin banyak emas yang diberikan negara ke penulis. Terus buku tersebut akan jadi milik negara dan diletakkan di perpustakaan Pusat....

Reuni Akbar Mujahid & Mujahidah 212 - 2 Desember 2018