Skip to main content

MINTA KAWIN


Jujur, istri jarang sekali menamatkan sebuah buku jika ia merasa buku itu tidak menarik. Selektif sekali. Bahkan, aku pernah merekomendasikan satu judul padanya, bilang buku ini bagus, penuh hikmah, dan saat ia memulai membaca, istri langsung bilang,

"Males, ah."

"Bukunya jelek?"

"Penulisnya yang jelek."

Ya, saat itu aku lagi merekomendasi buku karyaku sendiri untuk dia baca.

Nah, suatu ketika aku order buku seorang sahabat di Komunitas Bisa Menulis (KBM). Judulnya, "Minta Kawin". Buku ini karya penulis asal Surabaya, Mbak Novie Purwanti. Tertarik saja sama judulnya. Kayaknya gokil ini buku.

Setelah beberapa hari, buku itu akhirnya sampai di rumah. Baru baca beberapa halaman, istri langsung tanya,

"Buku baru, Bang?"

"Iya."

"Coba lihat."

Tatkala melihat judul covernya, istri langsung berseru.

"Minta kawin? Apa maksud Abang baca buku ini? Abang mau minta kawin lagi? Jangan jahat loh, Bang. Aku aja belum sampeyan bahagiain."

Aku melongo lihat istri ngomong gak karuan.

"Baca dulu isinya, Neng. Don't judge the book by cover. Artinya jangan lupa cuci tangan sebelum makan."

"Ya udah nanti aku pinjem ya."

Setelah boboin bocah-bocah, istri mulai membaca buku itu. Dan aku lihat sendiri bagaimana ekspresinya ketika mulai membuka halaman per halaman buku tersebut. Dia nyengir-nyengir sendiri sambil bilang,

"Bagus ini bukunya, Bang. Seru."

Istri terlihat membaca buku itu sambil nyuapin si kecil, sambil kelonin si sulung, sambil ngomelin bapaknya si kecil dan si sulung. Emang dia perempuan multitalenan.

Dan dua hari kemudian dia menyodorkan buku itu dengan berucap, "Udah tamat, Bang. Bagus bukunya."

Wah, berarti bener buku ini bagus.

"Abang baca gih. Bagus loh."

Aku jawab, "Boleh? Yakin gak papa aku Minta Kawin?"

"Jangan Macem-macem lah, Bang."

Tuh, gak konsisten.

****

Surabaya, 11 Oktober 2018
Fitrah Ilhami

Buku ini bisa dibeli di penulisnya langsung, Mbak Novie Purwanti

Comments

  1. Ya Allaahh... Minta di tampol si Abang..(tukang baso)

    ReplyDelete
  2. Seriyusan bagus nih bang, bukunya? Di gramed adakah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak, hubungi aja Mbak Novie Purwanti, di facebook

      Delete
  3. Suka banget dg gaya penulisan pak Fitrah, bahasanya ringan & lucuuuuu pol, tp pesan tetp tersampaikan..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

TENTANG CINTA TENTANG KELUARGA

Untuk membaca buku "TENTANG CINTA TENTANG KELUARGA" di Google Play Book,  silakan klik saja DI SINI Alhamdulillah sudah cetak. Buku Tentang Cinta Tentang Keluarga edisi revisi. InsyaAllah lebih bagus dan manis, sesuai covernya. :) Buku ini ... Mungkin bisa dikatakan sisi lain dari diriku. Sebenarnya aku ini melankolis orangnya. Dulu pernah aku diajari Bapak matematika. Karena sulit banget nangkap pelajaran, Bapak ngamuk. Tanganku gemeteran, terus aku nangis. Itu bukti aku melankolis. #gak_usah_protes. Duh, pinginnya buat testimoni sedih kok malah gini. Kebiasaan. Intinya, aku menulis buku ini karena tertantang untuk keluar dari zona nyaman: nulis humor. Dan coba menulis yang bisa menyentuh hati. Dari sini lah aku berusaha menangkap ide dari manapun. Aku lihat teman yang punya anak kembar, namun salah satunya dititipkan ke eyang di desa karena keterbatasan ekonomi, aku tulis jadi cerpen. Aku lihat murid kena bullying, jadi karya. Mendengar kisah sahab...

NGAYAL

"Ada pesenan buku lagi, Bang?" Sambil nyuapin si kecil makan, istri bertanya padaku. Aku mengangguk sembari tetap membungkus buku pakai kertas kado. "Kirim ke mana?" "Ke Merauke." "Papua?" "Iya, bener." Aku mengangguk lagi. "Wah, berarti buku Abang ini udah dipesan dari Sabang sampai Merauke, ya?" Istri tersenyum. "Hehe... Alhamdulillah. Udah, nih. Tinggal kirim." Aku menimang-nimang paketan berisi delapan judul buku. Lalu, tiba-tiba aku nyeletuk, "Kalau berada di zaman Daulah Umayyah dan Abbasiyah, mungkin kita bisa kaya, Neng." "Kok bisa?" Kening istri berkerut. "Soalnya masa itu adalah masa dimana negara sangat menghargai penulis. Tiap buku akan ditimbang, dicek beratnya, lalu negara akan menukarnya pakai emas seberat buku itu. Makin berat buku, makin banyak emas yang diberikan negara ke penulis. Terus buku tersebut akan jadi milik negara dan diletakkan di perpustakaan Pusat....

Reuni Akbar Mujahid & Mujahidah 212 - 2 Desember 2018