Skip to main content

Surga, Apakah Kita Siap Meniti Jalannya?

Melihat fenomena Khabib Nurmagomedov dan Miftahul Jannah, aku merasa surat Al-Baqoroh ayat 214 itu seolah-olah baru saja diturunkan. Membentang lebar tepat di depan mata.

"Apakah kau mengira akan masuk surga? Padahal belum datang padamu cobaan-cobaan seperti yang dialami oleh orang-orang terdahulu. Mereka ditimpa malapetaka, kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam cobaan. Hingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, 'Kapankah pertolongan Allah akan datang?' Ingatlah, sungguh pertolongan Allah itu sangat dekat."

***

Kita mulai dengan kisah Khabib Nurmagomedov.

Petarung Ultimate Fighting Championship (UFC) asal Dagestan, Rusia ini menjadi buah bibir bukan hanya di kalangan olahragawan tetapi juga para emak-emak karena aksi melompat pagar ring, menyerang tim lawan, setelah mengandaskan perlawanan rivalnya, Conor McGregor lewat teknik choke alias cekikan.

Apa yang membuat pemuda 31 tahun itu begitu emosional? Padahal, selama ini dia dikenal sebagai sosok petarung yang santun. Jika selesai melakukan pertarungan, ia tak sungkan memeluk lawannya dan meminta maaf.

Kemudian, dalam sebuah wawancara ia mengungkapkan alasannya,

"McGregor dan timnya, selalu memprovokasi saya dengan menghina agama, ayah, dan negara saya. Saya hanya ingin berpesan pada mereka, di dalam olahraga kau harus respek pada lawan. Kau tak bisa berbicara tentang keluarga, merendahkan negara, atau bahkan mengolok-olok agama seseorang."

Ucapan Khabib dibenarkan oleh video-video yang beredar sebelum pertandingan. Bagaimana Conor McGregor memaksa Khabib minum alkohol, melecehkan ucapan "Assalamualaikum", menyebut ayah dan manager Khabib sebagai teroris, berteriak bahwa Khabib adalah tikus Dagestan kotor dan menjijikkan. Puncaknya, sebelum pertandingan berlangsung, Conor dan gerombolannya menyerang bus yang ditumpangi Khabib beserta tim, melempari kaca bus dengan trolly, hingga melukai salah satu kru.

Awalnya, Khabib sangat santai menanggapi semua provokasi. Tapi ia tak tak bisa menerima mendengar ucapan, "Fucking Muslim's Rat" dari official Conor McGregor ketika pertandingan berlangsung.

Khabib memang spesial. Ia tak canggung menampakkan identitas ke-Islamannya pada khalayak ramai. Berkali-kali ia ucapkan Alhamdulillah dan bersujud syukur setelah memenangkan pertandingan. Pendidikan karakter Islami yang diberikan sang Ayah benar-benar menghujam ke dalam dada Khabib.

Sayangnya, Khabib tidak sedang berada di Saudi Arabia, Malaysia, Pakistan, Indonesia, atau negara-negara mayoritas Islam lainnya. Ia sedang berdiri di tanah Amerika Serikat. Negara liberal, yang banyak warganya tidak percaya agama. Khususnya pada Islam. Di negara seperti itu, orang Islam yang taat akan lebih berpotensi mendapat tekanan dan diskriminasi. Bahkan Donald Trump pun menggunakan isu anti Islam saat ia berkampanye di pilpres Amerika kemarin. Hasilnya? Trump menang.

Tapi Khabib bukan petarung ecek-ecek. Pemuda itu tak akan datang jauh-jauh dari Rusia ke Amerika jika ia pengecut. Di hadapan ribuan pendukung McGregor yang berseru, "Huuuu!!!" Saat ia mengucap Alhamdulillah, Khabib dengan tegas mengatakan,

"Aku tahu kalian tidak akan suka mendengar kata ini, tapi biar aku katakan sekali lagi, 'ALHAMDULILLAH' Tuhan telah memberikan segalanya untukku. Alhamdulillah!" Khabib tersenyum penuh percaya diri, "Besok, aku akan menghajar jagoan kalian, guys. Aku akan menghajar jagoan kalian. Dan InsyaaAllah besok aku masih menjadi juara dunia."

Bagi kami, Khabib mewakili suara hati orang-orang muslim. Ia sampaikan pada dunia bahwa orang Islam bukan orang lemah. Bukan penakut. Orang Islam adalah orang yang santun, tapi tetap bisa menjadi juara. Khabib sudah membuktikannya, dan kami suka itu!

Namun di sana, tentu banyak yang tak suka dengan perilaku Islami seorang Khabib.

Lihat saja, tatkala terjadi kerusuhan setelah pertandingan, hanya pihak Khabib yang mendapat sanksi. Semua media terus menyoroti tindakan ilegal Khabib yang berani melompat ring dan menyerang kru Conor McGregor. Mengulasnya berkali-kali, tanpa pernah mempersoalkan bagaimana kejinya mulut McGregor menghina ayah dan manager Khabib sebagai teroris sebelum itu. Melecehkan kalimat Assalamualaikum, berteriak, "Muslim Bajingan. Tikus Kotor." Melempari bus tim Khabib yang bisa mengakibatkan salah satu orang meninggal dunia. Tak ada pula yang menanyakan bagaimana Conor McGregor memukul muka Abu Bakar Nurmagomedov dua kali hingga bengkak.

Semua kesalahan hanya ditimpakan ke pihak Khabib.

Kini, Zubair Tughukov, salah satu official Khabib yang juga petarung UFC, menurut info terkini sudah dipecat dari UFC dan tidak diperkenankan lagi ikut dalam turnamen tarung bebas terfavorit di dunia itu. Sedangkan, tidak satu pun tim dari Conor McGregor yang terkena sanksi.

Honor dari pertarungan Khabib vs Conor McGregor yang senilai 30 Miliar rupiah pun, sampai sekarang belum diserahkan pihak UFC kepada Khabib. Alasannya, ingin menyelesaikan investigasi kerusuhan terlebih dahulu. Padahal si pecundang Conor McGregor sudah menerima uang 3 dollar Amerika, atau setara 45 miliar rupiah dari UFC.

Diskriminasi di negeri Paman Sam itu nyata adanya terhadap orang Islam.

Kini Khabib sedang menunggu proses pengadilan. Dan bisa jadi, pertandingan melawan Conor McGregor adalah laga terakhirnya di UFC. Sang Elang terancam dipecat, diberhentikan dini dari gelanggang beladiri campuran itu. Seperti rekannya, Zubair.

Bila terjadi pada orang awam, hukuman itu bisa jadi sangat menyesakkan. Bagaimana seseorang yang meniti karir dari level yang paling bawah, step by step, lalu ketika ia sudah mencapai puncak, ada orang-orang yang sengaja mencerabut semuanya karena sentimen agama. Mereka menggunakan standar ganda dalam mengadili seseorang.

Untungnya, Khabib tetaplah Khabib. Dia bukan sembarang petarung. Dia laki-laki sejati. Mendapat ancaman dipecat dari UFC, ia malah balik mengancam,

"Ya, jika kalian memecat Zubair, berarti kalian juga harus kehilangan aku. Kalian harus tahu bahwa di Rusia, semangat persaudaraan kami begitu mengikat. Kami akan membela sampai titik darah penghabisan bila ada saudara yang diperlakukan tidak adil. Bila harus menghukum, hukumlah aku. Jangan Zubair. Aku yang mulai menaiki pagar ring. Tapi bukan hanya aku yang salah. Aku hanya menyelesaikan apa yang Conor McGregor mulai. Dan untuk uang 2 juta dollar milikku yang ada pada kalian, Silakan kalian makan uang itu. Sepertinya kalian selalu meributkan hal itu. Semoga uang tersebut tidak menyangkut di tenggorokan kalian."

Aku tak bisa membayangkan bagaimana Abdulmanap Nurmagomedov membentuk pribadi si Elang kecil, menjadi Elang dewasa yang Islamnya kuat, mentalnya mantap seperti saat ini? Sang Elang yang tak takut dicaci, tak gentar dibully, tak mundur oleh ancaman, padahal ancaman itu bisa membuatnya kehilangan lahan pekerjaan.

Hal itu, ternyata juga pernah disampaikan oleh presiden Rusia, Vladimir Putin, ketika mengundang Khabib serta ayahnya untuk bertemu,

"Saya mengucapkan terimakasih kepadamu yang telah mendidik Khabib kecil hingga menjadi seperti sekarang ini," begitu tutur Vladimir Putin kepada Abdul Manap.

Singkat saja jawaban Abdul Manap, "Masa kecilnya (Khabib) tidak mudah. Sungguh tidak mudah."

Vladimir Putin mengangguk, "Pasti tidak mudah. Sebab jika mudah, Khabib takkan menjadi petarung yang luar biasa."

Sekarang mari kita temui seorang gadis dari Aceh.

Miftahul Jannah, namanya. Ia didiskualifikasi dari kejujuran Judo Tunanetra di Asian Para Games 2018, karena menolak mengikuti aturan panitia agar mau membuka jilbab.

Awalnya, aku kira Miftahul Jannah tidak mengerti aturan ini. Ternyata ia sudah tahu. Hanya saja, sepertinya nurani menolak ia membuka aurat di tempat umum. Tentu saja ini hasil pendidikan karakter orang tua. Betapa penanaman pendidikan islam, terutama tentang aurat perempuan, diingat betul oleh Miftahul Jannah.

Keberanian Miftahul Jannah tetap menggunakan jilbab saat akan bertanding, merupakan dakwah bil hal. Boleh saja, usahanya tak berhasil saat ini. Tapi dengan kegigihannya mempertahankan prinsip, dan respon luar biasa dari masyarakat, bisa membuat komite Judo Internasional mempertimbangkan diperbolehkannya pejudo putri tunanetra menggunakan jilbab. Jika hal itu terjadi, maka pahala akan terus mengalir untuk Miftahul Jannah. Ia telah mendapatkan kunci surga, sesuai arti namanya.

Ya, dari kisah Khabib dan Miftahul Jannah, kita bisa mengambil hikmah. Bahwa tidak ada yang mudah untuk mendapatkan kesuksesan.

Mendapat surga, begitu pun adanya. Pasti berat sekali ujian demi ujian yang harus dilalui. Dan memang itu yang disampaikan dalam Al-Quran.

Khabib telah menggemakan kalimat "Alhamdulillah' di seantero Amerika, marah ketika agamanya dinista. Sedangkan di sini, Miftahul Jannah lebih memilih taat pada perintah Allah, daripada aturan panitia kejuaraan judo.

Meski untuk itu, keduanya terancam kehilangan karir yang selama ini mereka perjuangkan lewat aliran peluh, darah dan air mata.

****

Surabaya, 15 Oktober 2018
Fitrah Ilhami

Comments

Popular posts from this blog

SINOPSIS 10 BUKU FITRAH ILHAMI

GARA-GARA GELAS Berhemat. Kata inilah yang diucapkan istri padaku secara rutin di awal pernikahan. Udah macam mantra saja. Ketika aku ingin beli makan di warung, istri menggeleng cepat. “Kita harus berhemat, Abang.” Aku mau beli roti, istri menggeleng, “Ingat, ber-he-mat!” Giliran aku bilang mau beli jus alpukat untuknya, perempuan itu menyatuhi sambil senyum-senyum gak jelas, “Baiklah, Bang. Kita gak perlu nyiksa diri dengan berhemat. Yang penting nikmati hidup ini apa adanya.” Bah! * * * Selamat datang di dunia 3G (Gara-Gara Gelas). Buku ini merupakan catatan kocak pengantin muda yang masih berjuang membangun rumah makan, eh, rumah tangga. Mulai dari awal saling kenal di dunia maya, berusaha berhemat setelah hidup bersama, sampai untuk mendapatkan gelas pun harus dengan perjuangan. Membaca setiap kisah di dalam buku ini, dijamin Anda akan tersenyum geli, bahkan terbahak-bahak. Dan mungkin Anda akan memahami bahwa berbagai masalah di da...

NASIB ORANG BAIK

Telah terbit! Buku komedi berjudul “Nasib Orang Baik (Catatan Gak Penting Pemuda Cungkring)”. Siapa penulisnya? Orang kurus yang tidak terkenal, tapi selalu merasa dirinya artis papan penggilesan. Makanya, penulis senang sekali jika ada pembeli yang minta tanda tangan di bukunya. Bila perlu seluruh halaman buku itu ditandatangani ia tak berkeberatan. Buku ini tepat untuk Anda sekalian yang butuh penyegaran otak, tapi tidak punya banyak uang untuk bertamasya ke tempat-tempat hiburan. So, buruan pesan sebelum persatuan pedagang apotek dan pedagang obat warung mengetahui beredarnya buku ini. Jika tau buku ini di pasaran, kemungkinan besar mereka akan menyita buku NOB, lalu membakarnya karena dianggap akan mengurangi jumlah pelanggan obat sakit kepala yang terserang galau tingkat dewa. Sekali lagi, meski buku ini berisi catatan gak penting, namun ternyata diperlukan juga dibaca di saat genting. Buat yang lagi gelisah. La Tahzan. Jangan bersedih, berbahagialah bersama buku in...

Download Gratis Buku "Curhat Orang Cungkring"

Sabtu lalu, aku menghadiri pernikahan seorang teman kuliah. Sesaat setelah berfoto bersama kedua mempelai, temanku --si pengantin pria-- tiba-tiba bilang, “Fit, kamu nyumbangin lagu, gih. Buat aku dan istri. Tuh, udah ada pemain organ tunggalnya.” Mataku berbinar-binar, “Beneran? Boleh?” Temanku mengangguk. Ah, dia tahu saja kalau aku suka menyumbangkan lagu. Maksudnya, membuat lagu yang awalnya merdu menjadi sumbang. Aku memang suka banget karaokean. Di dalam kamar, di kelas waktu kuliah, sampai di kandang ayam, aku nyanyi. Dan, mendapat kesempatan bernyayi di atas panggung hajatan kampung, serta ditonton banyak orang seperti ini adalah pelampiasan terbaik karena tak pernah lolos audisi menyanyi. Jangankan dinilai, baru masuk ruang audisi saja, juri sudah nyuruh aku keluar lagi, mana pakai manggil satpam segala, “Pak satpam, kok pemulung boleh masuk, sih?” Kembali ke topik ... Setelah mendapat ijin dari yang punya hajat, tanpa pikir dua kali aku langsung ke pemain organ...