Skip to main content

NASIB ORANG BAIK



Telah terbit! Buku komedi berjudul “Nasib Orang Baik (Catatan Gak Penting Pemuda Cungkring)”.

Siapa penulisnya?

Orang kurus yang tidak terkenal, tapi selalu merasa dirinya artis papan penggilesan. Makanya, penulis senang sekali jika ada pembeli yang minta tanda tangan di bukunya. Bila perlu seluruh halaman buku itu ditandatangani ia tak berkeberatan.

Buku ini tepat untuk Anda sekalian yang butuh penyegaran otak, tapi tidak punya banyak uang untuk bertamasya ke tempat-tempat hiburan. So, buruan pesan sebelum persatuan pedagang apotek dan pedagang obat warung mengetahui beredarnya buku ini. Jika tau buku ini di pasaran, kemungkinan besar mereka akan menyita buku NOB, lalu membakarnya karena dianggap akan mengurangi jumlah pelanggan obat sakit kepala yang terserang galau tingkat dewa.

Sekali lagi, meski buku ini berisi catatan gak penting, namun ternyata diperlukan juga dibaca di saat genting.

Buat yang lagi gelisah. La Tahzan. Jangan bersedih, berbahagialah bersama buku ini.

* * *

Ini komentar para pembaca tentang buku ‘Nasib Orang Baik’ (NOB):

“Tolong selamatkan aku dari buku ini! Mana aku tahu, kalau catatan-catatan gak penting dari pemuda cungkring ini menyebabkan perut mules, rahang dol, gigi kering dan mata cenat-cenut. Hasilnya belum ada satu cerita habis kubaca sudah kejang-kejang di lantai kamar.” (Rina Rinz - Owner LovRinz Publishing)

“Kak Fit, Anda ini buat buku atau buat obat magg? Aku sakit perut kebanyakan tertawa gara-gara buku NOB. Belum juga kelar 3 judul aku baca, sudah sakit seperti ini perutku. Belum lagi aku dibilang ‘hangat’ sama suami karena ngakak-ngakak gak jelas saat baca buku ini. Sepertinya penulisnya ini stress tingkat kecamatan.” (Ardini Qoyyimun - Penghafal Qur’an. Pengajar TK Islam. Fasilitator rumah-rumah Tahfidz Darul Qur’an cabang Surabaya)

“Laksana bunga-bunga beserta pot nya yang berjatuhan di kepala saya (mengutip dari buku karangan penulis siapa gitu yang kurang terkenal) , tiap baca baris per baris kalimat di buku ini pasti diakhiri dengan kikikan ato kakakan… Ini sudah menjadi indikator bahwa buku NOB layak dibaca oleh banyak kalangan. Apalagi bagi mereka yang sedang menggalau tak jelas. Eh, yang jelas juga boleh banget. Sukses ya NOB, semoga penulisnya jadi artis beneran, gak cuman ngaku-ngaku artis.” (Ustadzah Leny - Teman kerjanya penulis di SDIT Al-Uswah, Surabaya)

“Mas, buku NOB sangat asyik. Aku suka bacanya.” (Wahid – kalau yang ini ngaku-ngaku murid ngajinya penulis)

“Udah Ibu baca bukunya, sekarang sampai di bab ‘Dikejar Pocong’. Humornya kental banget. Dua jempol dah buat penulisnya.” (Ibu Kiki Hardhiansari – Guru Bahasa Indonesia-nya penulis waktu SMA dulu)

“Baru saja baca ending kata pengantar buku NOB, aku sudah ngakak-ngakak.” (Elisa D.S – Ibu dua anak, yang baru mau beli buku NOB, kalau bukunya itu diantar langsung sama penulis ke rumahnya. Tega banget bukan? Hehe. Pis)

=======

Buku bisa Anda dapatkan dengan segera DI SINI
Atau pesan ke Shopee DI SINI




Comments

Popular posts from this blog

SINOPSIS 10 BUKU FITRAH ILHAMI

GARA-GARA GELAS Berhemat. Kata inilah yang diucapkan istri padaku secara rutin di awal pernikahan. Udah macam mantra saja. Ketika aku ingin beli makan di warung, istri menggeleng cepat. “Kita harus berhemat, Abang.” Aku mau beli roti, istri menggeleng, “Ingat, ber-he-mat!” Giliran aku bilang mau beli jus alpukat untuknya, perempuan itu menyatuhi sambil senyum-senyum gak jelas, “Baiklah, Bang. Kita gak perlu nyiksa diri dengan berhemat. Yang penting nikmati hidup ini apa adanya.” Bah! * * * Selamat datang di dunia 3G (Gara-Gara Gelas). Buku ini merupakan catatan kocak pengantin muda yang masih berjuang membangun rumah makan, eh, rumah tangga. Mulai dari awal saling kenal di dunia maya, berusaha berhemat setelah hidup bersama, sampai untuk mendapatkan gelas pun harus dengan perjuangan. Membaca setiap kisah di dalam buku ini, dijamin Anda akan tersenyum geli, bahkan terbahak-bahak. Dan mungkin Anda akan memahami bahwa berbagai masalah di da...

Download Gratis Buku "Curhat Orang Cungkring"

Sabtu lalu, aku menghadiri pernikahan seorang teman kuliah. Sesaat setelah berfoto bersama kedua mempelai, temanku --si pengantin pria-- tiba-tiba bilang, “Fit, kamu nyumbangin lagu, gih. Buat aku dan istri. Tuh, udah ada pemain organ tunggalnya.” Mataku berbinar-binar, “Beneran? Boleh?” Temanku mengangguk. Ah, dia tahu saja kalau aku suka menyumbangkan lagu. Maksudnya, membuat lagu yang awalnya merdu menjadi sumbang. Aku memang suka banget karaokean. Di dalam kamar, di kelas waktu kuliah, sampai di kandang ayam, aku nyanyi. Dan, mendapat kesempatan bernyayi di atas panggung hajatan kampung, serta ditonton banyak orang seperti ini adalah pelampiasan terbaik karena tak pernah lolos audisi menyanyi. Jangankan dinilai, baru masuk ruang audisi saja, juri sudah nyuruh aku keluar lagi, mana pakai manggil satpam segala, “Pak satpam, kok pemulung boleh masuk, sih?” Kembali ke topik ... Setelah mendapat ijin dari yang punya hajat, tanpa pikir dua kali aku langsung ke pemain organ...