Skip to main content

#2019KitaTetapBersaudara


 Aku paling suka mendengar ceramah yang sifatnya praktis. Yang isi ceramah itu bisa langsung dipraktekkan sepulang dari kajian. Bukan sekadar teori indah namun menguap begitu saja seiring berjalannya waktu.

Dan salah satu orang yang mampu memberi tausiyah praktis itu adalah Ustadz Yusuf Mansur.

Aku ingat saat itu tahun 2009. Masih kuliah semester 3 ketika tertarik membeli kaset pita berjudul "The Power of Giving" di sebuah toko buku islami. Sesampai di rumah, aku dengarkan baik-baik isi ceramahnya. Dengan gaya tutur beraksen betawi yang natural serta mengalir, membuat kajian beliau terasa mudah dicerna. Apalagi diselingi humor-humor segar di tengah kisah, menjadikan aku makin betah menyimak.

Ada satu materi yang sampai sekarang terus membekas dan selalu aku praktekkan ketika punya keinginan memiliki sesuatu. Tentang keajaiban sedekah. Siapa yang mau memberi satu, dia akan dapat sepuluh kali lipat. Siapa sedekah 1000, akan dibalas 10.000

Dalilnya jelas. Al-An'am 160. "Siapa saja yang beramal baik satu kali, akan dibalas sepuluh kebaikan..."

Lah, kok ya pas banget. Saat itu aku pingin sekali punya pendapatan buat maem, beli es teh dan beli permen sendiri di kampus. Biar tak perlu minta uang jajan ke Bapak. Tanpa pikir panjang, aku sedekahin uang celengan ke lembaga amil zakat dekat kampus. Rp. 50.000.

Kenapa cuma 50 ribu? Pertama, karena saat itu aku pingin punya kerjaan yang gajinya 500.000 per bulan. Bagiku anak kuliahan punya uang sendiri lima ratus ribu itu sudah keren. Kedua, sebenarnya sedekah ini cuma coba-coba doang. Makanya gak berani pasang banyak. Iya kalau beneran uangnya balik. Kalau ndak? Kan tekor. Mana itu uang nabung berminggu-minggu lagi. Hehe. Maklum iman masih kacau.

Percaya atau tidak, dua bulan setelah sedekah, aku mendapat telepon dari salah satu sekolah dasar Islam di Surabaya Barat.

"Assalamualaikum. Benar dengan Mas Fitrah?"

"Waalaikumsalam. Iya benar."

"Maaf, ini kami dari yayasan SDIT At-Taqwa. Kemarin saya sempat lihat Mas Fitrah tampil nasyid, terus dapat kontaknya. Mau tanya apakah bisa ngajar ekstra nasyid buat anak-anak kelas 5?"

"Boleh. Tapi saya sesuaikan dengan jadwal kuliah saya nggih, Us?"

"Kalau Rabu siang, bisa?"

"Bisa, insyaAllah."

"Alhamdulillah. Kalau begitu, Rabu depan datang ke sekolah ya, Mas. Biar langsung ngajar."

"Siap."

Bu ibu dan pak bapak tahu, berapa bayaran dari ngajar ekstra itu? 500.000. Enggak kurang, enggak lebih.

Allahu Akbar.

Ketika itu, aku langsung ingat ucapan Ustadz Yusuf Mansur, "Setiap sedekah pasti dibalas. Gak pakai InsyaaAllah. Lah, ngapain pakai InsyaAllah, wong yang janji balas sedekah itu Allah. Kalau kita janji, wajib bilang InsyaaAllah. Kalau Allah yang janji sendiri, ya gak perlu."

"Ibu, Bapak," lanjut Ustadz Yusuf Mansur. "Coba lihat. Matahari terbit dari timur itu pasti apa tidak?"

Dijawab oleh jamaah, "Pasti."

"Matahari tenggelam ke ufuk barat, pasti apa tidak?"

"Pasti!"

"Nah, matahari terbit dari timur, tenggelam di barat itu pasti, padahal Allah gak pernah menjanjikan hal itu. Apalagi balasan sedekah. Lebih pasti lagi, sebab Allah berkali-kali menjanjikan balasan berlipat bagi yang mau menyedekahkan hartanya."

MasyaAllah.

Setelah sukses pada percobaan pertama, selanjutnya aku menggunakan ilmu sedekah itu sebagai portofolio. Kalau pingin sesuatu, duluin sedekah baru doa dan usaha. Pun saat pingin nikahin istri. Itu aku jebak dulu pakai sedekah. Alhamdulillah kena. Dia sempat ngaku, dulu waktu kenalan di fb, aku nampak ganteng, manis, keliatan pinter. Tapi sekarang, sesudah nikah dan empat tahun tinggal bersama, akhirnya dia tahu siapa aku sebenarnya. Nyesel-nyesel dah dia. Kuah kuah kuah.

Aku dapat istri karena bersedekah, tapi dia dapat aku karena kurang sedekah. Kuah kuah kuah.

Jurus sedekah itu pun aku pakai ketika aku pingin pindah kontrakan tapi tabungan gak cukup. Akhirnya aku menyusun buku Cinta yang Tersambung hingga ke Langit, lalu aku sedekahin seluruh keuntungan selama Pre Order untuk saudara-saudara di Lombok yang terkena gempa. Bener saja buku itu laris manis bak kacang goreng.

Saat hitung-hitungan, ternyata terkumpul keuntungan kurang lebih 8,6 juta rupiah.

Seorang teman sampai bilang, "Wih, sekarang banyak uang kamu, Fit. Bukumu laku keras."

"Tapi itu bukan uangku, Bro. Itu aku sedekahin."

"8 juta disedekahin?"

Aku mengangguk.

"Gila!"

"Kamu yang gila!" aku gak terima.

"Kamu yang gila!" temenku balas tak terima.

"Kamu. Kamu yang gila."

"Kamu."

"Kamu."

Gitu terus sampai Syahrini ganti profesi jadi pedagang kebab keju.

Pak bapak, bu ibu tahu. Sumpah, aku gemeteran ketika menyerahkan uang 8, 6 juta itu ke pihak ACT (Aksi Cepat Tanggap) Surabaya. Baru sekali-kalinya pegang uang sebanyak itu, eh disedekahin.

Kata Mas Ippho Santosa, itu wajar. Wajar karena kita ini manusia biasa. Pasti ada rasa cinta pada dunia. Yang terpenting kecintaan pada dunia tidak boleh mengalahkan cinta kita pada Allah. Dan sedekah model beginilah yang dianjurkan oleh Allah. Sedekah ekstrem. Sedekah harta yang paling kita cintai. Bukan harta ala kadar. Yang bila kita melakukan sedekah itu, ingin menangislah kita karenanya. Beneran aku mau nangis saat menyerahkan uang itu. Gak pernah sedekah sebanyak ini, Ya Allah.

Bismillah. Eksekusi.

Lalu yang terjadi selanjutnya benar-benar emejing. Benar aku tidak dapat keuntungan buku Cinta yang Tersambung hingga ke Langit (CYTHKL), tetapi buku itulah yang mengerek buku-buku karyaku yang lain untuk dibeli pembaca. Rata-rata pembaca yang berminat pesan buku CYTHKL mau beli bukuku yang lain, biar sekali kirim. Alhamdulillah, buku-buku yang terancam habis dimakan rayap, akhirnya bisa habis dibaca pembeli.

Dan yang terpenting, tujuanku bisa membayar kontrakan jadi terpenuhi. Allahu Akbar.

Aku sangat berterima kasih kepada Ustadz Yusuf Mansur. Andai bisa bertatap muka secara langsung, mungkin akan kucium takzim tangannya lalu berucap,

"Terimakasih, Ustadz. Karena Ustadz telah mengenalkanku pada keajaiban sedekah hingga hidupku bisa berubah lebih baik. Dan mungkin di luar sana, sudah ada ribuan orang yang nasibnya berubah setelah mendengar tausiyah Ustadz."

Agak sedih sebenarnya ketika isu Ustadz Yusuf Mansur menjadi tim sukses salah satu kandidat Presiden tahun depan membuat beberapa orang menjadi hilang penghormatannya pada beliau. Ada yang bilang UYM adalah Ustadz doyan dunia, kemaruk, dll. Padahal isu itu juga tidak pernah terkonfirmasi secara gamblang oleh yang bersangkutan.

Andaikan benar isu tersebut, harusnya jangan pernah hilang sedikit pun rasa hormat kita kepada Ustadz Yusuf Mansur. Kita sama-sama punya hak untuk memilih siapa di pilpres 2019. UYM juga pasti punya alasan mengapa mendukung satu kandidat. Sedang kita juga punya alasan dan hak untuk berbeda pandangan dengan beliau.

Karena sudah terlalu banyak sumbangsih beliau terhadap umat. Rasanya tak adil bila jutaan amal baik Ustadz Yusuf Mansur tiba-tiba hilang tak berbekas di hati kita hanya karena berbeda pandangan politik.

Harapanku, sih. Setelah ramai adu tagar #2019gantipresiden vs #2019tetapjokowi semoga di tahun depan, kita akan kompak viralkan tagar #2019kitatetapbersaudara

***

Nganjuk, 09 September 2018 Fitrah Ilhami

Comments

Popular posts from this blog

SINOPSIS 10 BUKU FITRAH ILHAMI

GARA-GARA GELAS Berhemat. Kata inilah yang diucapkan istri padaku secara rutin di awal pernikahan. Udah macam mantra saja. Ketika aku ingin beli makan di warung, istri menggeleng cepat. “Kita harus berhemat, Abang.” Aku mau beli roti, istri menggeleng, “Ingat, ber-he-mat!” Giliran aku bilang mau beli jus alpukat untuknya, perempuan itu menyatuhi sambil senyum-senyum gak jelas, “Baiklah, Bang. Kita gak perlu nyiksa diri dengan berhemat. Yang penting nikmati hidup ini apa adanya.” Bah! * * * Selamat datang di dunia 3G (Gara-Gara Gelas). Buku ini merupakan catatan kocak pengantin muda yang masih berjuang membangun rumah makan, eh, rumah tangga. Mulai dari awal saling kenal di dunia maya, berusaha berhemat setelah hidup bersama, sampai untuk mendapatkan gelas pun harus dengan perjuangan. Membaca setiap kisah di dalam buku ini, dijamin Anda akan tersenyum geli, bahkan terbahak-bahak. Dan mungkin Anda akan memahami bahwa berbagai masalah di da...

NASIB ORANG BAIK

Telah terbit! Buku komedi berjudul “Nasib Orang Baik (Catatan Gak Penting Pemuda Cungkring)”. Siapa penulisnya? Orang kurus yang tidak terkenal, tapi selalu merasa dirinya artis papan penggilesan. Makanya, penulis senang sekali jika ada pembeli yang minta tanda tangan di bukunya. Bila perlu seluruh halaman buku itu ditandatangani ia tak berkeberatan. Buku ini tepat untuk Anda sekalian yang butuh penyegaran otak, tapi tidak punya banyak uang untuk bertamasya ke tempat-tempat hiburan. So, buruan pesan sebelum persatuan pedagang apotek dan pedagang obat warung mengetahui beredarnya buku ini. Jika tau buku ini di pasaran, kemungkinan besar mereka akan menyita buku NOB, lalu membakarnya karena dianggap akan mengurangi jumlah pelanggan obat sakit kepala yang terserang galau tingkat dewa. Sekali lagi, meski buku ini berisi catatan gak penting, namun ternyata diperlukan juga dibaca di saat genting. Buat yang lagi gelisah. La Tahzan. Jangan bersedih, berbahagialah bersama buku in...

Download Gratis Buku "Curhat Orang Cungkring"

Sabtu lalu, aku menghadiri pernikahan seorang teman kuliah. Sesaat setelah berfoto bersama kedua mempelai, temanku --si pengantin pria-- tiba-tiba bilang, “Fit, kamu nyumbangin lagu, gih. Buat aku dan istri. Tuh, udah ada pemain organ tunggalnya.” Mataku berbinar-binar, “Beneran? Boleh?” Temanku mengangguk. Ah, dia tahu saja kalau aku suka menyumbangkan lagu. Maksudnya, membuat lagu yang awalnya merdu menjadi sumbang. Aku memang suka banget karaokean. Di dalam kamar, di kelas waktu kuliah, sampai di kandang ayam, aku nyanyi. Dan, mendapat kesempatan bernyayi di atas panggung hajatan kampung, serta ditonton banyak orang seperti ini adalah pelampiasan terbaik karena tak pernah lolos audisi menyanyi. Jangankan dinilai, baru masuk ruang audisi saja, juri sudah nyuruh aku keluar lagi, mana pakai manggil satpam segala, “Pak satpam, kok pemulung boleh masuk, sih?” Kembali ke topik ... Setelah mendapat ijin dari yang punya hajat, tanpa pikir dua kali aku langsung ke pemain organ...