Skip to main content

Sabar Memahami


Meskipun kemampuan verbalnya sudah jauh berkembang daripada waktu-waktu yang lalu, namun masih ada ucapan Ayas yang hanya Allah, Uminya, dan Ayas sendiri yang tau. Sedangkan aku, enggak.

Kemarin aku mengajak si sulung nyanyi, mengiringinya pakai piano. Biar menstimulasi kemampuan bicaranya, pikirku. Alhamdulillah Ayas seneng banget.

"Ayo, Nak. Mau nyanyi lagu apa?" aku menawari si sulung. Siap-siap memainkan piano.

Ayas menjawab, "Yo Matan Ati."

Keningku mengkerut, "Ayo Makan ati?"

"Bukan, Abi," Ayas menggeleng.

Eh, iya. Perasaan gak ada deh lagu makan ati? Tapi yang jelas, apa pun makannya, minumnya teh botol sosro.

Kayaknya aku harus memastikan apa maksud ucapan Ayas ke 'Kamus Bahasa Ayas Berjalan', tak lain dan tak bukan, dialah Emaknya.

"Neng, apa itu lagu Yo Matan Ati?"

Istri yang lagi ngiris mangga, berucap santai, "Kalau Kau Suka Hati, Bi. Iya ya, Mas Ayas?"

Si sulung mengangguk mantap, "Iya. Abi ndak tau, ya Umi."

"Iya, ya Mas." Istri mengolok-olok aku.

Mereka kompak ngejek aku, Sodara.

Akhirnya, kami nyanyi lagu 'Kalau Kau Suka Hati Tepuk Tangan'.

Setelah lagu itu selesai, aku menawarkan lagi,

"Lagu apa lagi, Mas?"

Ayas bilang, "Bitak. Lagu Bitak, Abi."

Ya Robb. Lagu apa lagi itu Bitak? Selama aku TK dulu, guru gak pernah ngajarin aku nyanyi lagu Bitak.

"Bitak apa, Nak?"

Aku curiga maksud ucapan Bitak si sulung adalah singaktan dari 'Abi Butak'. Tapi haqqul yakin gak ada lagu itu. Dan faktanya, kepalaku pun gak butak.

"Neng, Bitak itu apa?"

Istri tersenyum, dan ringan aja bilang, "Abi ini gak ngerti terus ya. Jelas banget gitu padahal. Ayas mau nyanyi lagu Baby Shark, Bi. Iya kan, Mas Ayas?"

Ayas yang ditanya langsung mengangguk mantap, "Iya. Bitak dududu. Itu loh, Abi. Abi ndak tau lagi ya, Mi."

Si sulung memonyongkan bibir ke aku.

Kepalamu yang Bitak itu, Nak. Gerutuku dalam hati.

Ya wes. Kumainkan piano nyanyi Bitak, eh Butak, eh Baby Shark.

* * *

Tapi ucapan yang paling gak aku ngerti dari Ayas adalah tadi. Saat kami akan sarapan, Ayas tiba-tiba menunjuk ikan lele yang baru saja dimasak istri, lalu berseru,

"Ayas mau entut! Ayas mau entut itu."

Mataku langsung terbelalak. Anakku mau makan entut?

"Kamu minta apa, Nak?" aku memastikan.

"Entut."

"Tapi Abi gak kebelet. Gak bisa diminta sekarang."

Ayas nampak gemes banget, "Minta entut Abiii. Minta entut!"

"Kalau kebelet pasti abi kasih, Nak." Aku putus asa.

Saat itulah istri berucap, "Bukan entut, Bi. Ayas minta BUNTUT. Buntut ikan lele. Iya kan, Nak?"

Ayas mengangguk, "Iya, entut. Abi ndak tau ya, Mi."

Kali ini mereka memonyongkan bibir, kompak ngejek aku.

Gara-gara entut, nih!

***

Surabaya, 14 Oktober 2018
Fitrah Ilhami

Comments

  1. Replies
    1. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya Mbak, salam.....

      Delete
  2. Ngakak ... Kalau berjalannya TOP bget.. .πŸ˜€πŸ˜

    ReplyDelete
  3. Asik...
    Sama anak saya juga gitu, Kadang-kadang ia sampai nangis gara-gara ayahnya tak bisa paham apa yang dimaksud.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha.
      Makanya, seorang ayah pengasuh anak itu hebat banget Mas.

      Delete
  4. Ngakak. Ya Allah. Keren uminya bisa menerjemahkan bahasa ajaibnya Ayas.

    ReplyDelete
  5. Karena cuma emak2 yg ngerti bahasa anaknya.... Emak hebat...

    ReplyDelete
  6. Ayas umur brp pa ustadz??aqila ku umur wktu umur 3th blg baby shark jg bebitakπŸ˜‚πŸ˜kdg kl ga ngerti kitanya dia nangis kejer,skrg dah 4th alhamdulillah udh jelas ngomongnya R pun udh ga cadel lg😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Umur 3 tahun lebih Mbak, semoga putramu menjadi anak shalih Mbak..

      Delete
  7. Ayas umur brp pa ustadz??aqila ku umur wktu umur 3th blg baby shark jg bebitakπŸ˜‚πŸ˜kdg kl ga ngerti kitanya dia nangis kejer,skrg dah 4th alhamdulillah udh jelas ngomongnya R pun udh ga cadel lg😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, sudah lulus melalui MASA MASA SULIT itu, hiks

      Delete
  8. Abi jangan lupa les bahasa Ayas ke uminya hehe

    ReplyDelete
  9. Replies
    1. Terimakasih atas kunjugannya Mbak, salam dari blog sederhanaku

      Delete
  10. Replies
    1. Mbak Asmira, terimakasih atas kunjungannya Mbak

      Delete
  11. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  12. Ya ampun kocak ��

    ReplyDelete
  13. entut...makan angin donkπŸ˜‚

    ReplyDelete
  14. entut...makan angin donkπŸ˜‚

    ReplyDelete
  15. Pindah kesini...

    Duh.. Ngakak hard play hard...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih atas kunjungannya ya. Salam sillaturrahmi :D

      Delete
  16. Hhhh ngebangin dek ayas minta entut lucu bangettt... Smg cepet lancar ngomongnya ya nak biar gak cepet butak kepala abimu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, terimakasih doanya Mbak Sri

      Delete
    2. Lucu bgt,,tp aku jg sbg ibu kdg krg fhm sm anak aku klo lg mnt atau crt apa2πŸ˜‚πŸ˜…πŸ˜…

      Delete
    3. Semoga sehat selalu Mbak, biar terus menjaga anak dalam kebaikan hingga dewasa

      Delete
  17. Ngakak baca ceritanya, hampir sama dgn anak saya fathir umur 3thn. Ngomongnya blm jelas. Apa kebanyakan anak laki2 perkembangan bicaranya lebih lama drpada anak perempuan? πŸ˜…

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepertinya iya mbak.Aku ingat ada orang jenius waktu kecilnya begitu. Ah semsem aja ini karena Ayas jeniusπŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€

      Delete
  18. Ngakak πŸ˜‚ ringan bahasanya 😊

    ReplyDelete
  19. Bikin ketawa terusπŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†

    ReplyDelete
  20. Baca tulisan Mas Fitrah bagai makan kacang goreng.... Ruenyaahhh,πŸ˜‹

    ReplyDelete
  21. Aduuuuh ngakak, bikin sakit perut..adik gue liatin sambil nyengir (moga aja dia gak mikir yang aneh-aneh)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

SINOPSIS 10 BUKU FITRAH ILHAMI

GARA-GARA GELAS Berhemat. Kata inilah yang diucapkan istri padaku secara rutin di awal pernikahan. Udah macam mantra saja. Ketika aku ingin beli makan di warung, istri menggeleng cepat. “Kita harus berhemat, Abang.” Aku mau beli roti, istri menggeleng, “Ingat, ber-he-mat!” Giliran aku bilang mau beli jus alpukat untuknya, perempuan itu menyatuhi sambil senyum-senyum gak jelas, “Baiklah, Bang. Kita gak perlu nyiksa diri dengan berhemat. Yang penting nikmati hidup ini apa adanya.” Bah! * * * Selamat datang di dunia 3G (Gara-Gara Gelas). Buku ini merupakan catatan kocak pengantin muda yang masih berjuang membangun rumah makan, eh, rumah tangga. Mulai dari awal saling kenal di dunia maya, berusaha berhemat setelah hidup bersama, sampai untuk mendapatkan gelas pun harus dengan perjuangan. Membaca setiap kisah di dalam buku ini, dijamin Anda akan tersenyum geli, bahkan terbahak-bahak. Dan mungkin Anda akan memahami bahwa berbagai masalah di da...

NASIB ORANG BAIK

Telah terbit! Buku komedi berjudul “Nasib Orang Baik (Catatan Gak Penting Pemuda Cungkring)”. Siapa penulisnya? Orang kurus yang tidak terkenal, tapi selalu merasa dirinya artis papan penggilesan. Makanya, penulis senang sekali jika ada pembeli yang minta tanda tangan di bukunya. Bila perlu seluruh halaman buku itu ditandatangani ia tak berkeberatan. Buku ini tepat untuk Anda sekalian yang butuh penyegaran otak, tapi tidak punya banyak uang untuk bertamasya ke tempat-tempat hiburan. So, buruan pesan sebelum persatuan pedagang apotek dan pedagang obat warung mengetahui beredarnya buku ini. Jika tau buku ini di pasaran, kemungkinan besar mereka akan menyita buku NOB, lalu membakarnya karena dianggap akan mengurangi jumlah pelanggan obat sakit kepala yang terserang galau tingkat dewa. Sekali lagi, meski buku ini berisi catatan gak penting, namun ternyata diperlukan juga dibaca di saat genting. Buat yang lagi gelisah. La Tahzan. Jangan bersedih, berbahagialah bersama buku in...

Download Gratis Buku "Curhat Orang Cungkring"

Sabtu lalu, aku menghadiri pernikahan seorang teman kuliah. Sesaat setelah berfoto bersama kedua mempelai, temanku --si pengantin pria-- tiba-tiba bilang, “Fit, kamu nyumbangin lagu, gih. Buat aku dan istri. Tuh, udah ada pemain organ tunggalnya.” Mataku berbinar-binar, “Beneran? Boleh?” Temanku mengangguk. Ah, dia tahu saja kalau aku suka menyumbangkan lagu. Maksudnya, membuat lagu yang awalnya merdu menjadi sumbang. Aku memang suka banget karaokean. Di dalam kamar, di kelas waktu kuliah, sampai di kandang ayam, aku nyanyi. Dan, mendapat kesempatan bernyayi di atas panggung hajatan kampung, serta ditonton banyak orang seperti ini adalah pelampiasan terbaik karena tak pernah lolos audisi menyanyi. Jangankan dinilai, baru masuk ruang audisi saja, juri sudah nyuruh aku keluar lagi, mana pakai manggil satpam segala, “Pak satpam, kok pemulung boleh masuk, sih?” Kembali ke topik ... Setelah mendapat ijin dari yang punya hajat, tanpa pikir dua kali aku langsung ke pemain organ...